Indonesia to Host Asia-Europe Meeting Forum 2015

image asem logoIndonesia is ready to host Asia-Europe Meeting (ASEM) Forum on Lifelong Learning 2015. The forum themed Renewing the Agenda for Lifelong Learning will take place on 9 – 12 March, 2015 in Bali.

The forum aims to develop innovative visions and effective models for lifelong learning under contemporary conditions. Researchers, policymakers and practitioners from various ASEM countries will gather in Bali to discuss lifelong learning practices and policies in Asia and Europe. The event is also expected t0 build up wider and stronger relationship among Asia – Europe countries on lifelong learning.

The ASEM Forum on Lifelong Learning 2015 will be organised by the ASEM Education and Research Hub for Lifelong Learning (ASEM LLL Hub) in partnership with the Asia-Europe Foundation (ASEF), the Ministry of Foreign Affairs and the Ministry of Education of Denmark, and the Indonesian Ministry of Education and Culture as the ASEM Education Secretariat (AES).

Tetap Melanjutkan Kurikulum 2013; Jam Mengajar Tidak Diakui?

image surat edaran dirjen pend dasar dan menengah_ penetapan sekolah k 13Melihat kondisi bahwa banyak sekolah yang bersikeras tetap menggunakan Kurikulum 2013, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nampaknya mulai bertindak. Beberapa di antaranya yaitu melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, serta bekerjasama dengan Mendagri dengan mengeluarkan Surat Edaran untuk para Bupati dan Walikota.

Hal pokok yang tercantum dalam surat edaran tersebut adalah penegasan kembali tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013, yang garis besarnya adalah “sekolah yang baru mulai melaksanakan K13 di semester ganjil 2014/2015, maka kembali ke Kurikulum 2006 mulai semester genap 2014/2015. Sedangkan sekolah yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 semester (sejak semester ganjil 2013/2014) bisa tetap menggunakan Kurikulum 2013″. Namun kenyataan di lapangan, banyak sekolah pada kategori baru melaksanakan satu semester, tetap ngotot menggunakan K13 dengan berbagai macam dalih yang dilandasi kepentingan-kepentingan tertentu (selengkapnya, silahkan baca di: http://soehaarrr.com/2015/01/15/permendikbud-1602014-tidak-dihiraukan-banyak-sekolah-tetap-lanjut-k13/).

Salah satu faktor yang membuat sekolah dan guru tetap mempertahankan Kurikulum 2013 ialah alokasi jam mengajar. Pada tingkat SMP misalnya, ada beberapa pelajaran yang jamnya bertambah, yaitu: Bahasa Indonesia menjadi 6 jam per-minggu, Matematika menjadi 5 jam, IPA menjadi 5 jam, PKn 3 Jam, Pend. Agama 3 jam, Penjaskes 3 jam dan Seni-Budaya 3 jam. Bagi guru-guru yang telah lulus program sertifikasi/ penerima Tunjangan Profesi Guru (TPG), struktur alokasi jam mengajar tersebut mempermudah dalam memenuhi syarat sebagai penerima TPG, yaitu minimal 24 jam per-minggu. Guru-guru penerima TPG tidak perlu lagi mencari tambahan jam mengajar di sekolah-sekolah lain.

Dengan dikeluarkannya Surat Edaran bersama antara Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah No. 233/C/KR/2015 Tanggal 19 Januari 2015, maka sekolah dan guru, khususnya penerima TPG, harus berhati-hati. Mengapa? Dalam Surat Edaran tersebut dinyatakan bahwa “pengaturan implementasi kurikulum akan diintegrasikan dengan sistem Data Pokok Pendidikan (DAPODIK)”. Tentu saja, di Dapodik semua sekolah telah terdata/terklasifikasi: kategori sekolah harus Kurikulum 2006 dan sekolah yang boleh Kurikulum 2013. Yang jadi masalah, jika sekolah kategori Kurikulum 2006 tapi “ngotot” meng-input data dengan struktur alokasi jam mengajar Kurikulum 2013, bisa jadi yang diakui/valid adalah alokasi jam mengajar Kurikulum 2006 (KTSP), misalnya untuk tingkat SMP: Bahasa Indonesia 4 jam, Matematika 4 jam, IPA 4 jam, PKn 4 jam, Agama 2 jam, Penjaskes 2 jam dan Seni-Budaya 2 jam. Akibatnya, jam mengajar yang terlanjur 24 jam (di struktur K 13) menjadi berkurang/tidak cukup, karena yang diakui adalah alokasi jam Kurikulum 2006.

Nah, bagi sekolah-sekolah yang masuk kategori seperti itu, sebaiknya para guru bermusyawarah dengan mempertimbangkan faktor Dapodik. Kalaupun ada intervensi dari, misalkan, Dinas Pendidikan setempat, yang jadi sandaran utama harus tetap Dapodik. Kenapa? Yang berwenang dalam menerbitkan SKPT Guru adalah Dapodik. Proses input data ke sistem Dapodik bersifat langsung, online dari Operator sekolah ke Dapodik. Untuk keamanan dan terjaminnya validitas jumlah jam mengajar, sebaiknya menggunakan alokasi jam Kurikulum 2006 (KTSP).

Berikut ini Surat Edaran yang bisa menjadi rujukan berkaitan dengan apakah harus tetap lanjut K 13 atau kembali ke KTSP:

Permendikbud 160/2014 Tidak Dihiraukan; Banyak Sekolah Tetap Lanjut K13

image pasal 1 permendikbud 160-2014Meskipun Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 160 Tahun 2014 tentang pemberlakuan Kurikulum 2006 dan 2013 telah ditetapkan, ternyata pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan yang diamanatkan dalam Permendikbud tersebut. Masih banyak sekolah yang tetap melanjutkan Kurikulum 2013 (K13) dengan berbagai macam alasan.

Padahal dalam Permendikbud No 160 Tahun 2014 tersebut sangatlah jelas acuan bagi sekolah yang diperbolehkan tetap menggunakan K13. Pasal 1 menyatakan bahwa “sekolah yang baru mulai melaksanakan K13 di semester ganjil 2014/2015, maka kembali ke Kurikulum 2006 mulai semester genap 2014/2015”. Dengan kata lain, sekolah yang baru melaksanakan K13 satu semester, seharusnya kembali menggunakan Kurikulum 2006 (KTSP) untuk semester genap 2014/2015.

Kenyataannya, banyak sekolah yang tidak menghiraukan Permendikbud tersebut dan kompak menyatakan sikap tetap melanjutkan pelaksanaan Kurikulum 2013. Beberapa diantaranya dengan disertai pernyataan tertulis bahwa sekolahnya siap, baik itu dari segi fasilitas maupun kualitas pengajar dalam melaksanakan K13.

Pertanyaannya kemudian ialah: “Mengapa Permendikbud tersebut tidak dilaksanakan, bahkan seperti ada semacam pembangkangan dan perlawanan? Ada apa dibalik itu?”

Ya, tentu jawabannya, secara umum, jelas… faktor kepentingan. Yang pertama, kepentingan daerah. Dalam bingkai Otonomi Daerah, tarik ulur kewenangan antara pusat (Kemendikbud) dan daerah (Kota/pemkab) selalu terjadi. Kurikulum 2013 bukan hanya soal seperangkat aturan pembelajaran, tetapi juga terkait dengan dana, dengan anggaran… yang ujung-ujungnya tentu saja proyek. Mulai proyek pengadaan buku, media, sampai dengan pelatihan-pelatihan guru. Nah, ketika semuanya sudah direncakan, dianggarkan atau sebagian dana sudah dicairkan, kemudian tiba-tiba dibatalkan… jelas banyak pihak yang merasa dirugikan. Maka diusahakanlah agar K13 tersebut tetap dilanjutkan. Caranya? Sederhana saja. Dinas pendidikan daerah tinggal instruksikan saja ke bawah. Kepala sekolah dan guru sebagian besar ber-status PNSD. Siapa atasannya? Lebih bertaji mana, antara pemerintah daerah/ kepala dinas pendidikan dengan Kemdikbud?

Sedangkan faktor kepentingan dari pihak sekolah dan guru, terkait dengan alokasi jam mengajar. Pada K13, misal di tingkat SMP, jumlah jam bertambah. Dengan demikian Tunjangan Profesi Guru (TPG) pun aman, karena syarat minimal 24 jam menjadi mudah terpenuhi. Guru-guru penerima TPG tidak perlu pusing lagi mencari jam tambahan di sekolah lain.
Selain itu, banyak kalangan pendidik yang berpendapat bahwa Kurikulum 2013 ujung-ujungnya juga nanti diterapkan. Cepat atau lambat, K13 tetap diberlakukan. Jadi buat apa dihentikan kalau pada akhirnya nanti dipakai lagi?

Menyikapi hal tersebut, maka Kemendikbud harus segera melakukan verifikasi terhadap sekolah-sekolah pada kategori pasal 1 dari Permendikbud 160/2014. Apakah sikap sekolah yang tetap melanjutkan Kurikulum 2013 betul-betul karena sudah siap terhadap K13 ataukah hanya karena faktor-faktor kepentingan di atas? Jangan sampai, regulasi selevel Peraturan Menteri hanya jadi sebatas himbauan saja, atau bisa jadi dianggap angin lalu.
***

2014 in Review; an Annual Report for soehaarrr.com

The WordPress.com stats helper monkeys prepared a 2014 annual report for this blog (http://soehaarrr.com/).

Here’s an excerpt:

The Louvre Museum has 8.5 million visitors per year. This blog was viewed about 610,000 times in 2014. If it were an exhibit at the Louvre Museum, it would take about 26 days for that many people to see it.

Click here to see the complete report.

Pencairan Tunjangan Sertifikasi Guru Triwulan III Tahun 2014

image jadwal pencairan tunjangan sertifikasi guru 2014Pencairan Tunjangan Profesi Guru (TPG) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tunjangan Sertifikasi Guru untuk Triwulan 3 (Bulan Juli – September) 2014, molor dari jadwal yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 61 Tahun 2014. Seperti triwulan sebelumnya, keterlambatan pencairan menjadi masalah klasik yang sepertinya sudah dianggap biasa.

Padahal, PMK Nomor 61/PMK.07/2014 Pasal 5 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah melaksanakan pembayaran atau Pencairan Tunjangan Profesi (TP) atau Sertifikasi guru PNS kepada masing-masing guru setelah diterima di rekening kas Umum Daerah secara triwulanan, yaitu:
  • Pencairan Tunjangan Profesi/Sertifikasi Triwulan 1 paling lambat pada bulan April 2014;
  • Pencairan Tunjangan Profesi/Sertifikasi Triwulan 2 paling lambat pada bulan Juli 2014;
  • Pencairan Tunjangan Profesi/Sertifikasi Triwulan 3 paling lambat pada bulan Oktober 2014;
  • Pencairan Tunjangan Profesi/Sertifikasi Triwulan 4 paling lambat pada bulan Desember 2014.

Sampai berita ini ditulis (6 November 2014), hampir seluruh pemerintah daerah belum ada yang mencairkan TPG triwulan 3. Padahal dana dari Kas Umum Negara telah disalurkan ke Kas Umum Daerah mulai September lalu. Alasan utama yang menjadi penyebab keterlambatan pencairan ke rekening guru penerima TPG tersebut di antaranya seputar terbitnya SKPT dan tidak validnya data di Dapodik, serta belum selesainya masalah pengembalian TPG triwulan sebelumnya.

Khusus untuk Pemerintah Kabupaten Maros, yang biasanya menjadi daerah tercepat dalam mencairkan TPG, untuk triwulan 3 ini ternyata juga terlambat. Rencananya, Pencairan mulai dilaksanakan hari Senin, 10 November 2014, dengan alokasi anggaran Rp. 27.494.239.000,- (Lihat lampiran PMK 61 Th 2014, hal. 31).
(Download PMK No. 61 Tahun 2014 Tentang TPG, silahkan klik di sini»…)

Download: Exam Papers (Soal-Soal Ujian), UN 2014, Mathematics –SMA-Bahasa

image_ soal unDownload: National Exam Papers, UN 2014. Grade: Senior High School (Language Program), SMA/MA-Bahasa. Lesson: Mathematics. Form of files: pdf. These uploaded files are intended to be used for Indonesian students as preparation exercises for National Exam in the academic year 2014/2015.
Notes: There were more than 20 versions of exam papers in National Exam 2014. The following files are some versions in UN 2014.

Click below to download:

Soal UN 2014_ SMA-Bahasa_ Matematika_ Paket 1
Soal UN 2014_ SMA-Bahasa_ Matematika_ Paket 2
Soal UN 2014_ SMA-Bahasa_ Matematika_ Paket 3
Soal UN 2014_ SMA-Bahasa_ Matematika_ Paket 4
Soal UN 2014_ SMA-Bahasa_ Matematika_ Paket 5

RELATED POSTS:

Download: Exam Papers (Soal-Soal Ujian), UN 2014, Mathematics – SMA-IPA

image_ soal unDownload: National Exam Papers, UN 2014. Grade: Senior High School, SMA/MA-IPA. Lesson: Mathematics. Form of files: pdf. These uploaded files are intended to be used for Indonesian students as preparation exercises for National Exam in the academic year 2014/2015.
Notes: There were more than 20 versions of exam papers in National Exam 2014. The following files are some versions in UN 2014.

(Download: Soal-soal Ujian Nasional (UN) 2014. Jenjang: SMA-IPA. Mata Pelajaran: Matematika. Bentuk file: pdf. File-file yang diunggah ini diperuntukkan buat siswa-siswa Indonesia sebagai latihan persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional tahun pelajaran 2014/2015.
Catatan: Ada lebih dari 20 jenis paket soal dalam Ujian Nasional 2014. File-file berikut ini merupakan beberapa paket soal di UN 2014).

Click below to download:

Soal UN 2014_ SMA-IPA_ Matematika_ Paket 1
Soal UN 2014_ SMA-IPA_ Matematika_ Paket 2
Soal UN 2014_ SMA-IPA_ Matematika_ Paket 3
Soal UN 2014_ SMA-IPA_ Matematika_ Paket 4
Soal UN 2014_ SMA-IPA_ Matematika_ Paket 5

» Soal dan Pembahasan UN 2014_ SMA-IPA_ Matematika

***

RELATED POSTS: